Bab 1
Dinamika Rotasi dan keseimbangan Benda Tegar
sebagai tugas proyek pelajaran fisika kelas XI Semester Ganjil
Guru Fisika : Indri Dayana,M.Si
A. Rotasi Benda Tegar
F = vektor gaya ( N )
Contoh soal :
1. Pada batang homogen AC yang panjangnya 5 m dikenai gaya F1 dan F2 (seperti pada gambar) . Jika momen gaya yang dialami oleh batang tersebut 120 Nm dan batang berputar berlawanan arah jarum jam pada sumbu putar X. Maka besar F1 adalah….
Jawaban :
Kita menganggap momen gaya berlawanan jarum jam adalah positif.
2.
Perhatikan gambar di samping, pada titik O bekerja 3 buah momen gaya sebidang dengan besar dan arah seperti tampak pada gambar. Tentukan momen gaya resultan dari ketiga momen gaya tersebut terhadap titik O!
Perhatikan gambar di samping, pada titik O bekerja 3 buah momen gaya sebidang dengan besar dan arah seperti tampak pada gambar. Tentukan momen gaya resultan dari ketiga momen gaya tersebut terhadap titik O!
Berikut ini ada beberapa soal latihan .
1. Tiga buah gaya F1 = 15 N, F2 = 5 N dan F3 = 10 N, bekerja pada batang yang panjangnya 50 cm. Jika F1 berjarak 20 cm dari F3, F1 berjarak 30cm dari F2, maka besar resultan momen gaya terhadap poros pada tengah-tengah batang adalah... ( berat batang diabaikan )
2.. Sebuah titik partikel dengan massa 20 gram melakukan gerak rotasi beraturan dengan jari-jari lintasan 2 m. Jika dalam waktu 5 sekon titik partikel mampu berputar 25 putaran, berapakah momentum sudut dari partikel tersebut?
2. Momen Kopel
Momen kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sama besar mempunyai garis kerja yang sejajar dan arahnya berlawanan.Persamaan momen kopel : M = F d
kopel
ket : M = momen kopel NM
F = gaya N
d = lengan kopel m
Contoh Soal
1.Dengan gaya kopel sebesar 10 N kita memutar tangkai tap ke kanan. Hitunglah momen kopel yang terjadi bila panjang tangki 15 cm!
Penyelesaian: M = F . a
= 10 N . 0,15 m
= 1,5 N m
Hukum Newton 1 dikatakan . Nah, adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaanya (tetap diam atau bergerak). Inersia disebut juga dengan kelembaman suatu benda. Oleh karena itu hukum Newton 1 disebut juga dengan atau . Contoh, Benda yang susah bergerak disebut memiliki inersia yang besar. Bumi yang selalu dalam keadaan rotasi disebut memiliki insersia rotasi.
Momen inersia dirumuskan sebagai berikut:
I = m x R²
Keterangan rumus momen inersia di atas:
I = Momen Inersia (kg.m²)
m = massa partikel (kg)
R = jari jari rotasi (m)
I = Momen Inersia (kg.m²)
m = massa partikel (kg)
R = jari jari rotasi (m)
Rumus bagian bagian momen inersia :
Dimana, merupakan notasi penjumlahan sebanyak n (sebanyak partikel atau bagian-bagian yang ada).
Untuk benda-benda yang bentuknya teratur dan telah diketahui secara umum, rumus momen inersianya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Benda | Sumbu Putar | Gambar benda | Rumus Momen Inersia |
Partikel | Di sebelah partikel dengan jarak R | ||
Batang silinder | Tepat melalui pusat dan tegak lurus batang | ||
Batang silinder | Melalui ujung batang dan tegak lurus batang | ||
Silinder pejal | Melalui titik pusat silinder | ||
Silinder berongga | Melalui titik pusat silinder | ||
Silinder pejal berongga | Melalui titik pusat silinder | ||
Silinder pejal | Melintang terhadap titik pusat silinder | ||
Bola pejal | Tepat melalui titik pusat | ||
Bola berongga | Tepat melalui titik pusat | ||
Cincin tipis | Melintang terhadap titik pusat cincin | ||
Plat datar | Tepat melalui titik pusat plat | ||
Kerucut pejal | Melalui titik pusat silinder |
Sebuah benda pejal yang berbentuk seperti kerucut yang menempel pada salah satu ujung silinder diputar dengan sumbu rotasi pada titik pusat silinder seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Diketahui massa silinder sama dengan massa kerucut yakni sebesar 2 kg, panjang silinder 0,8 meter, dan jari-jari silinder 0,1 meter. Tentukan momen inersia benda tersebut.
Pembahasan:
Untuk menyederhanakan perhitungannya, maka momen inersia tiap geometri benda dihitung terpisah.
Diketahui dari soal,
ms = 2 kg dan Rs = 0,1 m;
m2 = 2 kg dan Rk = 0,1 m;
m2 = 2 kg dan Rk = 0,1 m;
Sehingga didapat besar momen inersia benda:
Massa bola m1 adalah 200 gram dan massa bola m2 adalah 100 gram. Kedua bola dihubungkan dengan kawat yang mempunyai panjang 60 cm dan massanya diabaikan. Sumbu AB terletak di bola m2. Momen inersia sistem kedua bola terhadap sumbu AB adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Pembahasan
Diketahui :
Massa bola 1 (m1) = 200 gram = 200/1000 = 0,2 kilogram
Jarak bola 1 dari sumbu rotasi (r1) = 60 cm = 60/100 = 0,6 meter
Massa bola 2 (m2) = 100 gram = 100/1000 = 0,1 kilogram
Jarak bola 2 dari sumbu rotasi (r2) = 0 meter
Ditanya : Momen inersia sistem kedua bola
Penyelesaian :
I = (0,2 kg)(0,6 m)2 + (0,2 kg)(0)2
I = (0,2 kg)(0,36 m2) + 0
I = 0,072 kg m2
Momen Inersia benda tegar Homogen
Contoh soal :
1.Batang pejal (padat) bermassa 2 kg dan panjang batang pejal adalah 2 meter. Tentukan momen inersia batang jika sumbu rotasi terletak di tengah batang!
Pembahasan
Diketahui :
Massa batang pejal (M) = 2 kg
Panjang batang pejal (L) = 2 meter
Ditanya : Momen inersia
Jawab :
Rumus momen inersia batang jika sumbu rotasi terletak di tengah batang :
I = (1/12) M L2
I = (1/12) (2 kg)(2 m)2
I = (1/12) (2 kg)(4 m2)
I = (1/12)(8 kg m2)
I = 8/12 kg m2
I = 2/3 kg m2
Pembahasan
Diketahui :
Massa batang pejal (M) = 2 kg
Panjang batang pejal (L) = 2 meter
Ditanya : Momen inersia
Jawab :
Rumus momen inersia batang jika sumbu rotasi terletak di tengah batang :
I = (1/12) M L2
I = (1/12) (2 kg)(2 m)2
I = (1/12) (2 kg)(4 m2)
I = (1/12)(8 kg m2)
I = 8/12 kg m2
I = 2/3 kg m2
2. Batang pejal (padat) bermassa 2 kg dan panjang batang pejal adalah 2 meter. Tentukan momen inersia batang jika sumbu rotasi terletak di salah satu ujung batang!
Pembahasan
Diketahui :
Massa batang pejal (M) = 2 kg
Panjang batang pejal (L) = 2 meter
Ditanya : Momen inersia
Jawab :
Rumus momen inersia batang jika sumbu rotasi terletak di salah satu ujung batang :
I = (1/3) M L2
I = (1/3) (2 kg)(2 m)2
I = (1/3) (2 kg)(4 m2)
I = (1/3)(8 kg m2)
I = 8/3 kg m2
B. Keseimbangan Benda Tegar
adalah kondisi dimana momentum benda tegar sama dengan nol. Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap diam. Namun jika awalnya benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka ia akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan.
Syarat terjadinya kesetimbangan Benda Tegar :
1. Resultan gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.
1. Resultan gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.
ΣF = 0
2. Resultan momen gaya harus bernilai nol
Στ = 0
1. Keseimbangan Partikel
Berikut ini beberapa contoh soal dan pembahasan mengenai keseimbangan benda tegar.
Contoh 1
Pada gambar berikut batang AB beratnya 100 N. Jika sistem dalam keadaan seimbang, berat beban w adalah ...
Pembahasan:
Contoh 1
Pada gambar berikut batang AB beratnya 100 N. Jika sistem dalam keadaan seimbang, berat beban w adalah ...
Pembahasan:
Diketahui:
Panjang batang AB (lAB) = lAO + lOB = 0,5 + 2 = 2,5 m
Berat batang (wt) = 100 N (berat batang terletak dititik pusat batang yaitu pada titik P sehingga AP = PB = ½ AB = ½ (2,5) = 1,25m)
Perhatikan gambar diatas, terdapat dua gaya yang bekerja pada batang AB yaitu tegangan tali T dan wt dengan poros berada dititik O.
lOB = 2 m
lop = OB – PB = 2 – 1,25 = 0,75 m
Ditanya: berat beban w
Jawab:
Sistem dalam keadaan seimbang (∑τ = 0)
Dengan kesepakatan: searah jarum jam (-) dan belawanan arah jarum jam (+), maka: Karena massa katrol diabaikan, maka w = T. Sehingga w = 37,5 N
Contoh 2
Sebuah batang homogen AB dengan panjang 40 cm dan berat 10 N. Pada ujung batang digantung beban seberat 20 N, batang ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang. Jika sudut yang dibentuk oleh tali T 37°, maka hitunglah tegangan tali T!
Panjang batang AB (lAB) = lAO + lOB = 0,5 + 2 = 2,5 m
Berat batang (wt) = 100 N (berat batang terletak dititik pusat batang yaitu pada titik P sehingga AP = PB = ½ AB = ½ (2,5) = 1,25m)
Perhatikan gambar diatas, terdapat dua gaya yang bekerja pada batang AB yaitu tegangan tali T dan wt dengan poros berada dititik O.
lOB = 2 m
lop = OB – PB = 2 – 1,25 = 0,75 m
Ditanya: berat beban w
Jawab:
Sistem dalam keadaan seimbang (∑τ = 0)
Dengan kesepakatan: searah jarum jam (-) dan belawanan arah jarum jam (+), maka: Karena massa katrol diabaikan, maka w = T. Sehingga w = 37,5 N
Contoh 2
Sebuah batang homogen AB dengan panjang 40 cm dan berat 10 N. Pada ujung batang digantung beban seberat 20 N, batang ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang. Jika sudut yang dibentuk oleh tali T 37°, maka hitunglah tegangan tali T!
Pembahasan:
Diketahui:
berat beban (wB) = 20 N
lAB = 40 cm = 0,4 m
berat batang (Wb) = 10 N
lAO = ½ lAB = ½ (0,4) = 0,2 m
α = 37°
Ditanya: tegangan tali T
Contoh 3
Sebuah batang homogen AC dengan panjang panjang 4 m dan massanya 50 kg. Pada ujung C digantungkan beban yang massanya 20 kg. Batang ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang. Jika jarak BC 1 m, maka hitunglah tegangan tali T!
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut, terdapat tiga gaya yang bekerja pada batang AC yaitu tegangan tali T, berat batang, dan berat beban. Dengan poros berada pada titik A.
2. Keseimbangan Benda Tegar
Titik berat Benda Homogen dimensi 3 Titik berat Kurva Homogen
Titik berat homogen bidang kulit Titik berat Homogen dimensi 2
Contoh 1
Tentukan koordinat titik berat dari bangun berikut! Pembahasan:
Bangun diatas adalah benda berdimensi satu. Benda itu dibagi atas 4 bagian seperti pada gambar berikut.
Tentukan koordinat titik berat dari bangun berikut! Pembahasan:
Bangun diatas adalah benda berdimensi satu. Benda itu dibagi atas 4 bagian seperti pada gambar berikut.
Masing-masing kurva membentuk garis lurus.
Kurva I (titik berat di z1)
Panjang : l1 = 4
x1 = 2
y1 = 5
Kurva II (titik berat di z2)
Panjang : l2 = 6
x2 = 3
y2 = 3
Kurva III (titik berat di z3)
Panjang : l3 = 6
x3 = 6
y3 = 3
Kurva IV (titik berat di z4)
Panjang : l4 = 4
x4 = 6
y4 = 6
Titik berat benda ditentukan oleh persamaan berikut:
Jadi koordinat titik berat bangun diatas adalah z0 (4,3 ; 4)
Contoh 2
Tentukan koordinat titik berat potongan karton homogen pada gambar berikut!
Pembahasan:
Gambar diatas dapat kita bagi menjadi 2 bagian, yaitu persegi panjang I (warna kuning) dan persegi panjang II (warna hijau). Ingat titik berat persegi panjang terletak pada perpotongan diagonal-diagonalnya!
Persegi panjang I:
x1 = 0,5
y1 = 2,5
A1 = 1 × 5 = 5
Persegi panjang II:
x2 = 1 + 2 = 3
y2 = 0,5
A2 = 1 × 4 = 4
Sehingga:
Berikut beberapa latihan soal
Komentar
Posting Komentar